SEKSI BINA KESEHATAN HEWAN KABUPATEN SAROLANGUN


DENGAN MENINGKATKAN KESEHATAN HEWAN KITA WUJUDKAN " SAROLANGUN EMAS"

Monday, December 17, 2012

Kegiatan Vaksinasi Ternak Kerbau di Desa Karang Mendapo

Sebanyak 79 ekor ternak kerbau di Desa Karang Mendapo diberikan vaksinasi SE oleh Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Sarolangun pada tanggal 14 dan 15 Desember 2012.   Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang harus dilakukan minimal setahun sekali untuk mencegah terserangnya ternak kerbau oleh penyakit SE atau yang dikenal oleh masyarakat di Kabupaten Sarolangun penyakit ngorok. 

Kegiatan ini merupakan kegiatan pencegahan penyakit Ngorok dikarenakan di Desa Lubuk Sepuh, Desa Pulau Aro dan Desa Pasar Pelawan sedang terjadi wabah penyakit ngorok dimana ketiga desa tersebut terletak di hulu aliran sungai Batang Asai.  Sehingga dikhawatirkan desa Karang Mendapo terkena karena desa Karang Mendapo terletak di bagian hilir  daerah aliran sungai batang asai.

 Drh Eka Fahmayasari yang sedang melakukan vaksinasi SE

 Drh. Endang Supardi (Kabid Keswan dan Kesmavet) pun turun tangan membantu pelaksanaan Vaksinasi SE
 
 Drh Janto Dwi Haryadi yang sedang beraksi .......

 Resiko berbadan kecil...kebagian vaksinasi tersulit.....
Haduhhh...Kenapa sih kerbaunya galak-galak

Besar harapan kami, masyarakat meningkatkan pola usaha ternak terutama dari yang awalnya ternak mereka diliarkan tanpa memiliki kandang agar dikandangkan sehingga pelaksanaan vaksinasi dapat dilakukan secara teratur.  Selain itu dengan pengandangan masyarakat dapat dengan mudah melakukan pengontrolan ternaknya sehingga apabila ternaknya sakit dapat dengan mudah dan cepat diketahui dan diobati.

(by Drh. Deden Kusnandar, M.Si)






Berbagi Pengalaman Sinkronisasi Birahi pada Ternak Sapi

Sinkronisasi ini dilakukan pada tahun 2010 yang diawali dengan adanya keluhan dari kelompok ternak Bakti Jaya yang beralamat di Desa Bukit Murau Kecamatan Singkut dimana setelah setahun lebih melahirkan anak pertama, sebanyak 11 ekor induk ternak tersebut tidak bunting kembali walaupun petugas IB telah melakukan Inseminasi.
Sebelum melaksanakan sinkronisasi terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan terhadap status reproduksi masing-masing individu ternak dengan hasil sebagai berikut:
9 ekor ternak tidak mengalami gangguan fungsi ovarium (ovarium normal) dan 2 ekor ternak mengalami gangguan ovarium (hipofungsi).
Adapun teknik perlakuan sinkronisasi ovulasi yang dilakukan adalah Sebagai berikut:

1.  Hari pertama dilakukan penyuntikan GnRH dengan dosis 100 mikrogram
2.  Hari ketujuh dilakukan penyuntikan PGF2α dengan dosis 25 mg
3.  48 jam kemudian dilakukan penyuntikan GnRH dengan dosis 100 mikrogram 
4.  16 jam kemudian dilakukan IB.
 (Sumber : Handout yang disampaikan oleh : Drh. H. Asmaun Siregar dari Pusat Pengembangan Inseminasi Buatan dan transfer Embrio Ternak, Pada Acara Apresiasi Petugas teknis Peternakan, IB dan Poskeswan Se-Provinsi Jambi Tanggal 24-26 Mei 2004 )



 16 jam setelah penyuntikan GnRH kedua ternak menunjukan tanda birahi yang jelas seperti gambar disamping dimana ternak mengeluarkan lendir birahi dan siap dilakukan IB.

Setelah 3 bulan dilakukan pemeriksaan kebuntingan dan diperoleh sebanyak 6 ekor ternak mengalami kebuntingan sedangkan 3 ekor tidak mengalami kebuntingan.















Friday, December 14, 2012

SINKRONISASI BIRAHI TERNAK "SARJUSADE"

Seksi bina kesehatan hewan Kabupaten Sarolangun memberikan pelayanan terhadap peternak yang memelihara ternak bantuan Seratus Juta Satu Desa "SARJUSADE" di desa Batu Putih Kecamatan Pelawan.
Pelayanan tersebut berupa pelaksanaan sinkronisasi birahi ternak, adapun pertimbangan pemberian pelayanan sinkronisasi birahi dikarenakan berbagai hal diantaranya adalah:
1. Ternak yang diberikan perlakukan mengalami gangguan reproduksi seperti hipofungsi dan CL persisten
2. Peternak merupakan peternak baru yang belum memiliki pengalaman beternak dan belum memiliki keterampilan dalam mendeteksi birahi
3. dilokasi tidak terdapat pejantan sehingga diperlukan sinkronisasi untuk penyerentakan Inseminasi Buatan

Teknis pelaksanaan dengan menggunakan dua metode pemberian hormon yaitu:
1. Hanya dengan penyuntikan PGF2@
2. Penyuntikan PGF2@ dan penyuntikan GnRH

Untuk metode yang kedua dilakukan dengan cara hari pertama dilakukan penyuntikan GnRH dan hari ketujuh dilakukan penyuntikan PGF2@ kemudian 48 jam setelah penyuntikan PGF2@ dilakukan penyuntikan GnRH kembali dan 16 jam setelah penyuntikan GnRH dilakukan IB.

Semoga dengan dilakukannya sinkronisasi birahi ini ternak SARJUSADE yang ada di desa Batu Putih cepat memiliki momongan....aamiin

Thursday, November 8, 2012

Wujudkanlah mimpimu...

Anne Ahira Newsletter
Think & Succeed!
Jumlah Pembaca:  500,000+
----------------------------------

"Semua mimpi kita dapat terwujud,

asalkan kita punya keberanian untuk
mewujudkannya" - Walt Disney
 
Semua orang diciptakan istimewa oleh Tuhan dengan bakatnya masing-masing.
Tapi terkadang mereka terhalang oleh pikirannya sendiri dalam mengembangkannya.
Zig Ziglar, motivator dunia mengkategorikan orang-orang  yang tidak mengembangkan bakatnya ke dalam 4 golongan.

Orang pertama adalah yang menyangkal
dirinya memiliki bakat. "Ah, saya
tidak punya bakat apa-apa"
sangkalnya. Ia merasa tidak perlu
berbuat sesuatu atau berkontribusi
bagi orang lain atau kehidupan umat
manusia.

Orang kedua suka menunda-nunda. "Saya
memang punya bakat. Tapi, tidak
sekarang mengembangkannya. Mungkin
besok, lusa atau nanti sajalah"
begitu alasannya.

Orang ketiga adalah yang merasa
takut. "Sebetulnya saya ingin
mengembangkan bakat saya. Tapi takut
gagal, daripada saya ditertawakan
orang, lebih baik saya diam saja,
bukankah lebih aman?" itu selalu yang
dikatakannya.

Orang keempat tidak mau bertanggung
jawab. Dia selalu berdalih bahwa
orang lain atau keadaanlah yang
salah. "Bagaimana saya dapat
mengembangkan bakat saya kalau orang
di sekitar saya dan keadaan tidak
mendukung" katanya menyalahkan
keadaan.


Temanku yang berbakat, saya
yakin Anda tidak termasuk dalam
keempat tipe orang tersebut. Bakat
Anda terlalu sayang untuk
disia-siakan, karena artinya Anda
menyia-nyiakan anugrah Tuhan. Tuhan
telah mendesain dan menciptakan
manusia dengan keistimewaannya
masing-masing. Kembangkan bakatmu,
kejarlah mimpimu.


------
Ads Plug-----------------

AsianBrain adalah PELUANG.
Jangan menunda-nunda! Kejar mimpimu!
Ikuti pelatihannya: www.AsianBrain.com
Sudah ikutan?

Tanda-tanda Ternak Sapi Minta Kawin.... (Birahi)

                         

                             (Salah Satu Tanda Ternak Minta Kawin .....Keluar Lendir dari Vagina....)

Wednesday, November 7, 2012

KESWAN DALAM GAMBAR 2012

                                            (Apalah yang dilakukan Ibu Dokter tu ya.......)
                                             (Awas pak dokter....kena gigit anjing...)
                                              (Ayo....siapa yang paling cepat......)
                                                         









                                             (Buka puasa di kandang.....)


Thursday, September 20, 2012

Sambil Nunggu Pelaksanaan Vaksinasi SE



Maaf numpang narsis .... sambil nunggu pelaksanaan vaksinasi kerbau...belajar naik kerbau dulu ah.

Tuesday, September 4, 2012

Kerugian Akibat Penyakit SE

Tanggal 20 Juli 2012.....adalah awal kasus kematian ternak kerbau di Kabupaten Sarolangun. Setelah itu kematian ternak kerbau dan pemotongan ternak kerbau terus terjadi....sampai tanggal 26 November 2012 sebanyak 33 ekor mati dan 17 ekor dipotong paksa karena sakit. Sedangkan ternak yang diobati sebanyak 440 ekor, Penyebab kematian adalah karena penyakit yang memang endemis di Kabupaten Sarolangun yaitu Septicaemia epizootica (SE) atau yang lebih dikenal dengan penyakit ngorok.

Apabila dikalkulasikan dalam rupiah dapat diperkirakan kerugian yang diderita masyarakat sebagai berikut:
1. Kematian 87ekor dengan asumsi rata-rata harga ternak Rp 6.000.000,-/ekor.
    Maka diperoleh total kerugian sebesar : 87ekor x 6.000.000,-/ekor = Rp. 522.000.000,-
2. Potong Paksa
    Asumsi harga ternak akibat potong paksa yang dibeli pedagang adalah :
    Harga ternak  sehat (rata-rata) Rp. 6.000.000,-
    Harga ternak karena dipotong paksa /sakit + Rp 1.500.000,-
    Sehingga kerugian yang dialami masyarakat adalah Rp. 6000.000 - 1.500.000 =
    Rp. 4.500.000,-/ekor
    Total 91 ekor x Rp 4.500.000/ekor = Rp. 409.500.000,-
3. Pengobatan
    Asumsi biaya yang diperlukan untuk mengobati ternak sakit akibat penyakit SE adalah sebesar
    Rp. 80.000,- /ekor maka biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan adalah
    440 ekor x Rp 80.000/ekor = Rp. 35.520.000,-

Sehingga apabila ditotal kerugian yang diderita mulai tanggal 20 Juli 2012 sampai 4 september 2012 adalah sebesar :
    Rp. 522.000.000,- + Rp. 409.500.000,- + Rp. 35.520.000,- = Rp. 967.020.000,-

Menurut saya kerugian tersebut merupakan jumlah yang cukup besar walaupun tak sebesar kasus kematian ternak akibat penyakit SE di tahun 2004.

Kerugian tersebut sebenarnya bisa kita hindari apabila peternak mau memvaksinkan ternaknya rutin  minimal sekali dalam setahun.  Kematian tersebut diakibatkan karena sejak tahun 2010 peternak yang mengalami kematian ternak tersebut enggan melakukan vaksinasi sehingga kekebalan ternak kerbau terhadap penyakit SE sudah turun.

Hmmm...akhirnya yang saya takutkan karena keengganan peternak memvaksinkan ternaknya terjadi juga.
Semoga kasus ini dapat dijadikan pelajaan oleh kita semua sehingga kematian ternak kerbau akibat penyakit SE dapat kita hindari.

Ayo mulai sekarang kita vaksinkan ternak kerbau yang kita miliki....

MANUSYIA MRIGA SATWA SEWAKA


(by. drh. Deden Kusnandar)