Sebelum melaksanakan sinkronisasi terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan terhadap status reproduksi masing-masing individu ternak dengan hasil sebagai berikut:
9 ekor ternak tidak mengalami gangguan fungsi ovarium (ovarium normal) dan 2 ekor ternak mengalami gangguan ovarium (hipofungsi).
Adapun teknik perlakuan sinkronisasi ovulasi yang dilakukan adalah Sebagai berikut:
1. Hari pertama dilakukan penyuntikan GnRH dengan dosis 100 mikrogram
2. Hari ketujuh dilakukan penyuntikan PGF2α dengan dosis 25 mg
3. 48 jam kemudian dilakukan penyuntikan GnRH dengan dosis 100 mikrogram
4. 16 jam kemudian dilakukan IB.
(Sumber : Handout yang disampaikan oleh : Drh. H. Asmaun Siregar dari Pusat Pengembangan Inseminasi Buatan dan transfer Embrio Ternak, Pada Acara Apresiasi Petugas teknis Peternakan, IB dan Poskeswan Se-Provinsi Jambi Tanggal 24-26 Mei 2004 )
16 jam setelah penyuntikan GnRH kedua ternak menunjukan tanda birahi yang jelas seperti gambar disamping dimana ternak mengeluarkan lendir birahi dan siap dilakukan IB.
Setelah 3 bulan dilakukan pemeriksaan kebuntingan dan diperoleh sebanyak 6 ekor ternak mengalami kebuntingan sedangkan 3 ekor tidak mengalami kebuntingan.
No comments:
Post a Comment