SEKSI BINA KESEHATAN HEWAN KABUPATEN SAROLANGUN


DENGAN MENINGKATKAN KESEHATAN HEWAN KITA WUJUDKAN " SAROLANGUN EMAS"

Thursday, September 20, 2012

Sambil Nunggu Pelaksanaan Vaksinasi SE



Maaf numpang narsis .... sambil nunggu pelaksanaan vaksinasi kerbau...belajar naik kerbau dulu ah.

Tuesday, September 4, 2012

Kerugian Akibat Penyakit SE

Tanggal 20 Juli 2012.....adalah awal kasus kematian ternak kerbau di Kabupaten Sarolangun. Setelah itu kematian ternak kerbau dan pemotongan ternak kerbau terus terjadi....sampai tanggal 26 November 2012 sebanyak 33 ekor mati dan 17 ekor dipotong paksa karena sakit. Sedangkan ternak yang diobati sebanyak 440 ekor, Penyebab kematian adalah karena penyakit yang memang endemis di Kabupaten Sarolangun yaitu Septicaemia epizootica (SE) atau yang lebih dikenal dengan penyakit ngorok.

Apabila dikalkulasikan dalam rupiah dapat diperkirakan kerugian yang diderita masyarakat sebagai berikut:
1. Kematian 87ekor dengan asumsi rata-rata harga ternak Rp 6.000.000,-/ekor.
    Maka diperoleh total kerugian sebesar : 87ekor x 6.000.000,-/ekor = Rp. 522.000.000,-
2. Potong Paksa
    Asumsi harga ternak akibat potong paksa yang dibeli pedagang adalah :
    Harga ternak  sehat (rata-rata) Rp. 6.000.000,-
    Harga ternak karena dipotong paksa /sakit + Rp 1.500.000,-
    Sehingga kerugian yang dialami masyarakat adalah Rp. 6000.000 - 1.500.000 =
    Rp. 4.500.000,-/ekor
    Total 91 ekor x Rp 4.500.000/ekor = Rp. 409.500.000,-
3. Pengobatan
    Asumsi biaya yang diperlukan untuk mengobati ternak sakit akibat penyakit SE adalah sebesar
    Rp. 80.000,- /ekor maka biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan adalah
    440 ekor x Rp 80.000/ekor = Rp. 35.520.000,-

Sehingga apabila ditotal kerugian yang diderita mulai tanggal 20 Juli 2012 sampai 4 september 2012 adalah sebesar :
    Rp. 522.000.000,- + Rp. 409.500.000,- + Rp. 35.520.000,- = Rp. 967.020.000,-

Menurut saya kerugian tersebut merupakan jumlah yang cukup besar walaupun tak sebesar kasus kematian ternak akibat penyakit SE di tahun 2004.

Kerugian tersebut sebenarnya bisa kita hindari apabila peternak mau memvaksinkan ternaknya rutin  minimal sekali dalam setahun.  Kematian tersebut diakibatkan karena sejak tahun 2010 peternak yang mengalami kematian ternak tersebut enggan melakukan vaksinasi sehingga kekebalan ternak kerbau terhadap penyakit SE sudah turun.

Hmmm...akhirnya yang saya takutkan karena keengganan peternak memvaksinkan ternaknya terjadi juga.
Semoga kasus ini dapat dijadikan pelajaan oleh kita semua sehingga kematian ternak kerbau akibat penyakit SE dapat kita hindari.

Ayo mulai sekarang kita vaksinkan ternak kerbau yang kita miliki....

MANUSYIA MRIGA SATWA SEWAKA


(by. drh. Deden Kusnandar)