SEKSI BINA KESEHATAN HEWAN KABUPATEN SAROLANGUN


DENGAN MENINGKATKAN KESEHATAN HEWAN KITA WUJUDKAN " SAROLANGUN EMAS"

Thursday, August 29, 2013

Penyakit "ANEH" pada Ternak Kerbau di Kabupaten Sarolangun

"Penyakit Aneh" itulah komentar yang keluar dari sebagian peternak dan masyarakat di Kabupaten Sarolangun ketika melihat ternak kerbau yang mereka miliki sakit dengan tanda pincang anggota gerak tanpa ada penyebab luka atau jatuh terlebih dahulu.  Kejadian penyakit tersebut terjadi di Desa Demang Kecamatan Limun pada minggu pertama Agustus 2013.  Adapun tanda klinis yang khas pada ternak yang sakit adalah pincang.

Apa sih sebenarnya penyebab penyakit tersebut? tentunya itulah yang jadi pertayaan  masyarakat Kabupaten Sarolangun.

Berdasarkan hasil diagnosa klinis yang dilakukan oleh dokter hewan dari Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Sarolangun di peroleh tanda klinis hewan yang sakit adalah Demam tinggi + 40 c, nafsu makan menurun serta terjadinya kekakuan otot anggota gerak sehingga ternak kerbau menjadi pincang.  Berdasarkan diagnosa tersebut disimpulkan bahwa penyebab penyakit tersebut adalah dikarenakan penyakit Bovine Ephemeral Fever (BEF). 

Oleh karena itu berdasarkan hasil diagnosa tersebut sebenarnya penyakit tersebut bukanlah penyakit "Aneh" karena Provinsi Jambi pada umumnya adalah daerah endemis untuk penyakit BEF tersebut.  Berdasarkan hasil pemeriksaan Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Sarolangun diperoleh data penyakit BEF sebanyak 78 ekor pada tahun 2011, 31 ekor pada tahun 2012 dan 71 ekor pada tahun 2013 (Januari s/d Juli 2013).

Mengenal Penyakit BEF

Penyebab:
BEF merupakan singkatan dari Bovine Ephemeral Fever umumnya di Indonesia penyakit ini dikenal dengan nama penyakit demam tiga hari (Three Days Sickness) dan masyarakat Sarolangun menyebutnya penyakit "Pinke".  Penyakit ini merupakan penyakit menular yang menyerang ternak sapi dan kerbau yang disebabkan oleh virus Rhabdovirus dari famili Rhabdoviridae. 

Tanda Klinis:
Tanda Klinis yang nampak pada ternak yang terserang penyakit BEF yaitu demam tinggi + 41 C, ternak kelihatan lesu, nafsu makan turun, pada saat demam sering terjadi kontipasi dan berlanjut diare, persendian kaki membengkak disertai kekakuan otot anggota gerak sehingga ternak menjadi pincang, roboh/berbaring/ambruk. Masa inkubasi penyakit ini berjalan antara 7-10 hari.
Angka kesakitan (morbiditas) penyakit ini sekitar 40 % dengan angka kematian (morbilitas) yang rendah tergantung kondisi ternak yang sakit.  Apabila tidak diikuti penyakit sekunder ternak akan sembuh dalam waktu 5-7 hari setelah tanda klinis muncul.

Penularan:
Penyakit dapat ditularkan melalui bantuan perantara (vektor) lalat Culicoides sp dan nyamuk Culex sp.  Nyamuk ini biasa berkembang di iklim tropis termasuk Kabupaten Sarolangun.  Oleh karena itu kejadian penyakit BEF akan seirama dengan meningkatnya populasi lalat dan nyamuk tersebut.

Pencegahan:
Pencegahan dapat dilakukan dengan menekan jumlah populasi vektor yaitu lalat Culicoides sp dan nyamuk Culex sp  dengan melakukan penyemprotan insektisida untuk mengurangi gigitan nyamuk dan lalat penyebar penyakit tersebut.  Selain itu ternak yang sakit harus dipisahkan dari ternak yang sehat.

Demikian sekilas tentang penyakit yang menyerang ternak kerbau di Desa Demang Kecamatan Limun.  Semoga bermanfaat.

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Sarolangun.

(drh Deden Kusnandar, MSi.)





No comments:

Post a Comment