SEKSI BINA KESEHATAN HEWAN KABUPATEN SAROLANGUN


DENGAN MENINGKATKAN KESEHATAN HEWAN KITA WUJUDKAN " SAROLANGUN EMAS"

Wednesday, September 4, 2013

MENGENAL DEMAM TIGA HARI



PENYAKIT
DEMAM TIGA HARI
(BOVINE EPHEMERAL FEVER/BEF)
(THREE DAY SICKNESS)












PEMERINTAH KABUPATEN SAROLANGUN
DINAS PERIKANAN DAN PETERNAKAN
KOMPLEK PERKANTORAN GUNUNG KEMBANG
Email : keswansarolangun@yahoo.co.id
SAROLANGUN




1.    PENGERTIAN
Penyakit Demam Tiga Hari/BEF/Three Day Sickness adalah suatu penyakit viral pada sapi dan kerbau yang ditandai dengan terjadinya demam tinggi, rasa sakit pada otot, dan kepincangan. Ternak yang menderita sakit ini bisa cepat sembuh bila tanpa komplikasi. Penyakit ini tersebar di banyak daerah tropis dan sub-tropis. Di sebagian daerah di Jambi penyakit ini di namakan Penyakit Tingkek.

2.    PENYEBAB
Virus BEF adalah anggota dari sebuah genus yang termasuk dalam keluarga Rhabdoviridae dari virus RNA.

3.    PENULARAN
Demam Tiga Hari disebarkan oleh lalat penghisap darah  Cullicoides sp dan nyamuk Cullex sp. Ada dugaan penyebaran dapat pula terjadi melalui angin.

4.    GEJALA KLINIS
Hampir setiap infeksi adalah sub klinis atau sub akut dan sedikit yang akut. Masa tunas penyakit ini secara alami tidak diketahui.
Gejala penyakit antara lain adalah demam tinggi yang mendadak, dungu, keluar cairan dari hidung, pembesaran kelenjar getah bening, kurang nafsu makan, kekakluan otot, dan kepincangan. Hewan sangat lemah dan lebih banyak terbaring, hanya mampu berdiri bila dipancing untuk melakukannya.
Hewan dewasa lebih menderita daripada hewan muda. Angka kesakitan tinggi tetapi angka kematian sangat rendah. Kebanyakan  ternak akan sembuh dengan sendirinya setelah 2-3 hari. Bila terjadi komplikasi,  ternak buntging dapat abortus/gugur.

5.    DIAGNOSA BANDING
Penyakit BEF harus dibedakan dengan penyakit Ngorok, penyakit Ingusan/MCF dan Mucosal Disease.

6.    PENGENDALIAN dan PENGOBATAN
Pengobatan terhadap ternak yang menderita penyakit ini dilakukan dengan memberikan obat simtomatik dan pencegahan terhadap timbulnya infeksi sekunder. Vaksin yang efektif belum ada.

7. PENCEGAHAN 
Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan penyemprotan insektisida untuk mengurangi populasi vektor lalat Cullicoides sp dan nyamuk Cullex sp.

8.    KEJADIAN DI INDONESIA
Penyakit ini tersebar luas diberbagai daerah di Indonesia. Secara umum tidak menimbulkan kerugian ekonomi yang besar, asalkan segera mendapatkan pertolongan medis yang memadai sehingga tidak terjadi komplikasi dengan penyakit lain.

9.    PEMOTONGAN HEWAN
Ternak yang menderita penyakit BEF dapat dipotong dan dagingnya boleh dikonsumsi atau diperdagangkan. Namun mengingat angka kematian relative sangat rendah maka sebaiknya pemotongan hanya dilakukan pada keadaan yang sangat terpaksa ditinjau dari segi medis dan atas anjuran dokter hewan. Sisa pemotongan beserta sisa pakan yang masih tertinggal harus dibakar dan dikubur dalam-dalam. Tempat pemotongan dibersihkan dan dibebashamakan.

Untuk keperluan konsultasi dan komunikasi lebih lanjut dapat menghubungi kontak person :

a)  Drh. Endang Supardi Hp. 081274268342
     (Kabid Keswan Kesmavet di Sarolangun)
b)  Drh. Riki Prayitno      Hp. 081328618283
     (Puskeswan Mandiangin di Mandiangin)
c)  Drh. Iwan Kustiawan   Hp. 085380619678
     (Puskeswan Singkut di Singkut)
d)  Ari Rumekso, S.Kh  Hp. 081366546015
     (Puskeswan Air Hitam di Pmtg Kabau)


TERIMA KASIH

No comments:

Post a Comment